STRATEGI DISTRIBUSI ( PENGANTAR BISINIS )
Apa Itu Strategi Distribusi? 👈
Strategi distribusi merupakan sebuah metode atau rencana untuk menyebarkan barang maupun jasa yang diproduksi kepada pengguna akhir. Menerapkan metode distribusi yang efisien adalah kunci memperoleh keuntungan sekaligus mempertahankan pelanggan setiamu. Beberapa perusahaan menggunakan lebih dari satu metode distribusi untuk dapat memenuhi preferensi dan kebutuhan setiap basis konsumen. Misalnya saja ketika kamu hendak menjual pakaian batik yang ditujukan untuk orang tua berumur di atas 50 tahun, menjual produk lewat katalog cetak mungkin akan lebih mudah.
Sebaliknya, jika target pasar kamu adalah kelompok usia muda, kamu bisa memilih bekerja sama dengan perusahaan ritel atau menawarkannya lewat toko online dan marketplace. Agar semua target bisa terjangkau, kamu memang harus merancang sebuah strategi distribusi yang tepat, sesuai dengan masing-masing kelompok konsumen.Pada dasarnya, strategi distribusi dibuat dengan mengacu kepada pelanggan idealmu. Bagaimana biasanya konsumen kamu membeli barang? Sebagai produsen, apa yang bisa kamu lakukan agar proses pembelian jadi lebih mudah? Apakah menjual langsung dari pabrik merupakan opsi terbaik? Ataukah konsumenmu lebih suka membelinya melalui pengecer? Semua ini akan berpengaruh pada saat kamu menentukan strategi distribusi untuk produkmu.
Apa Saja Jenis-jenis Strategi Distribusi dan Contohnya? ❤
Secara umum, ada dua tipe strategi distribusi yakni langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Ada juga yang membagi distribusi ke dalam 3 jenis yakni distribusi intensif, selektif dan eksekutif.
Untuk memudahkan kamu menentukan strategi seperti apa yang cocok diterapkan dalam bisnismu, mari kita simak perbedaan dari masing-masing jenis distribusi berikut ini!
1. Distribusi Langsung
Distribusi langsung merupakan strategi di mana produsen secara langsung mengirimkan atau menjual produk ke konsumen. Ada beberapa cara berbeda untuk menerapkan metode ini. Beberapa perusahaan lebih suka melakukannya dengan situs seperti e-commerce atau marketplace di mana konsumen bisa melakukan pembelian secara online.
Metode distribusi langsung lainnya adalah dengan menggunakan katalog atau pemesanan via telepon. Cara ini umumnya menargetkan konsumen lama atau pelanggan yang memang sudah terbiasa melakukan pemesanan dengan cara ini.
Satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan jika kamu ingin menerapkan strategi ini adalah investasi yang harus disiapkan. Kamu harus memiliki gudang, kendaraan serta staf yang bertugas mengirimkan produk secara mandiri dan efektif.
2. Distribusi Tidak Langsung
Istilah perantara kerap mendapatkan kesan negatif. Namun dalam distribusi, perusahaan justru bisa memperoleh kemudahan dalam menyampaikan barang ke tangan konsumen. Strategi tidak langsung ini melibatkan perantara yang membantu dalam logistik dan penempatan barang. Tujuannya tentu saja agar produk bisa sampai ke tangan pelanggan dengan cepat di lokasi yang diinginkan berdasarkan kebiasaan dan preferensi konsumen.
Umumnya pemilihan strategi ini dilakukan karena kebutuhan bisnis, klien yang ditargetkan hingga jenis produk. Semua tergantung preferensi perusahaan yang melakukan distribusi.
3. Distribusi Eksklusif
Ketika produsen memilih strategi distribusi ini, mereka akan membuat kesepakatan dengan pengecer untuk menjual produk mereka di etalase tertentu saja. Beberapa toko bahkan menjual barang melalui toko mereka sendiri. Misalnya saja kamu tidak akan bisa membeli mobil Lamborghini kecuali langsung ke dealer-nya. Hal yang sama juga berlaku untuk produk seperti Louis Vuitton dan Chanel.
4. Distribusi Intensif
Dalam strategi distribusi intensif, fokus produsen adalah memasukkan sebanyak mungkin produk di berbagai lokasi ritel. Salah satu contoh produk yang didistribusikan dengan cara ini adalah permen karet atau soft drink. Kamu bisa menemukan keduanya di berbagai tempat mulai dari pom bensin, toko kelontong hingga minimarket.
Produk-produk yang dijual dengan metode distribusi ini umumnya tidak memerlukan keputusan pembelian yang rumit. Artinya, pelanggan memang biasa membelinya dan para pengecer bisa menjualnya dengan mudah tanpa melibatkan usaha yang rumit.
5. Distribusi Selektif
Strategi distribusi selektif bisa dibilang sebagai jalan tengah antara distribusi intensif dan eksklusif. Dengan menggunakan strategi ini, produk bisa didistribusikan di lebih dari satu lokasi. Tapi jumlahnya tidak sebanyak yang biasa dilakukan dengan menggunakan distribusi intensif.
Misalnya saja, beberapa merek pakaian bisa ditawarkan secara selektif. Gucci misalnya, mereka bisa memilih untuk mendistribusikan produknya melalui toko-toko milik mereka sendiri. Namun mereka juga bisa memilih beberapa mal atau department store untuk menempatkan produknya di sana.

Komentar
Posting Komentar